Follow me on Twitter RSS FEED

Anas Ridwan (Boogie)

Posted in
Ada berbagai macam cara yang ditempuh oleh para pengusaha dalam memulai bisnisnya. Ada yang mulai karena terdesak kebutuhan, tidak puas dengan statusnya sebagai karyawan, namun ada juga yang memulainya dari hobi kemudian dibisniskan. Anas Ridwan, pemilik PT. Boogie Advindo (BA) perusahaan yang memproduksi berbagai macam perlengkapan untuk berkelana di alam bebas (dari mulai sandal hingga perahu arung jeram) adalah salah satu pengusaha yang memulai bisnis dari kegemarannya. Hal ini bermula dari kesukaannya berpetualang di alam bebas.
Kemudian ia bergabung dalam Wanadri, kelompok pecinta alam di Bandung. Awalnya, tidak terpikirkan olehnya hobi tersebut akan mendatangkan uang. Bisnis dari hobi tersebut mulai terlintas di benaknya ketika berlangsung kompetisi terjun payung di Pantai Kuta, Bali, tahun 1990. Saat itu yang menarik perhatian Anas adalah desain sandal yang dipakai oleh para penerjun. Ia mulai berpikir untuk memproduksi sandal serupa.

Modalnya waktu itu hanya semangat dan sedikit uang, Rp 100 ribu. Ia mulai dari memproduksi sandal. Untuk memproduksi Anas mengajak tukang sol sepatu keliling untuk bekerjasama. Mulanya hanya satu orang tukang sol yang ia pekerjakan, lama kelamaan meningkat menjadi 15 orang. Begitu juga dengan produksi sandalnya, dari mulai 3 pasang setiap harinya, kemudian meningkat hingga 15 pasang. Distribusi pun ia rancang sedemikian rupa, ia salurkan melalui teman-teman sesama pecinta alam. Hal ini berlangsung satu tahun.

Ketika pesanan bertambah banyak, ia kemudian menjalin kerjasama dengan pada perajin. Tidak puas bermain di sandal, Anas mencoba mengembangkan produksi usahanya. Di tahun ketiga ia merambah tas ransel, sepatu gunung, dry bag, dompet, pelampung, tenda dan pernak-pernik petualang lainnya. Karena sikap optimisnya, Anas terus mengembangkan usaha, sehingga pada tahun 1996 ia pun melirik produksi perahu karet. Padahal, waktu itu masih sangat jarang perusahaan yang memproduksi perahu karet. Kebanyakan pengguna perahu karet mengimpornya dari luar negeri. Namun impian tersebut tidak langsung terwujud . Ia pun mengisinya dengan menjadi penyalur perusahaan yang memproduksi perahu penyelamat dan arung jeram, PT. Heejo Indo.

Ketika Heejo Indo bangkrut, Anas membeli seluruh peralatan perusahaan tersebut dan merekrut beberapa karyawannya. Akhirnya, hingga saat ini Boogie menjadi satu-satunya perusahaan yang memproduksi perahu karet di Indonesia. Walaupun pada awalnya banyak yang meragukan perahu karet buatan bapak satu anak ini, namun lama kelamaan, berkat keoptimisan dan kerja kerasnya, akhirnya usaha ini pun berkembang. Harga perahu yang dijualnya berkisar 15 hingga 24 juta.

Saat ini Anas memberikan perhatian khusus untuk perahu karetnya. Akhir tahun 2003 ia membangun lagi sebuah pabrik berlantai dua khusus untuk pembuat perahu karet. Ada yang unik di pabrik perahu karetnya, karena seluruh karyawan yang berjumlah sepuluh orang adalah perempuan. Ada alasan khusus?

“Sewaktu saya ke Vietnam, Korea, saya melihat seluruh karyawan di pabriknya adalah perempuan,” jelasnya. “Untuk penjualan perahu, Anas menetapkan beberapa pelayanan khusus, diantaranya reparasi khusus untuk perahu karet produksi Boogie. Anas juga memberikan potongan harga kepada mahasiswa untuk reparasi ini, 1/3 dari harga beli. Pelayanan perbaikan ini merupakan kelebihan dari Boogie. Kalau kita beli dari luar reparasinya sulit dan biayanya pasti mahal ,” terangnya. Bagi orang-orang yang tidak mampu membeli cash namun ia mengetahui kredibilitas orang tersebut, ia bisa saja memberikan kredit’. “Namun ini bukan bagian dari program, hanya di saat-saat tertentu saja,” tegasnya.

Hingga kini penjualan Boogie telah merambah ke seluruh Indonesia. Untuk distribusi Boogie memakai sistem rekanan dalam membuka gerainya. Bahkan kerjasama dengan Daarut Tauhid, Bandung, juga dilakukan. Salah satunya terwujud melalui pembuatan kartu diskon bersama, yaitu MQ Cards. Setiap orang yang memakai kartu tersebut mendapat diskon 10% untuk pembelian produk Boogie, kecuali untuk perahu, di gerai dan saung Boogie yang ditunjuk, dan 10% hingga 35% untuk pembelian di merchant yang memasang logo MQ Cards.

Membentuk sebuah komunitas juga dilakukan oleh Boogie dengan mendirikan sebuah klub yang diberi nama KlubBoogie, yaitu sebuah kelompok kegiatan alam bebas dan kelestarian lingkungan hidup. Klub yang mempunyai motto ”sehat di alam bebas” ini terbuka untuk siapa saja, yang menyukai petualangan di alam bebas. Mensponsori berbagai kegiatan pencinta alam juga dilakukan oleh Boogie hingga saat ini. Selain itu Boogie juga sudah menetapkan sistem waralaba untuk pembukaan beberapa cabangnya.

Perusahaan yang mempunyai segmen remaja ini selalu mementingkan fungsi dan kualitas di atas segalanya. Karena itulah meskipun di saat krisis melanda bisnis Boogie tidak terpengaruh sama sekali. Padahal semua hanya bermula dari sebuah hobi. Jadi siapa yang berani meremehkan arti hobi?

sumber : http://pojokniaga.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar